How Buck Converter Work??
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan komponen elektrnika yang membutuhkan catu daya dengan tegangan yang berbeda-beda. ada yang butuh 12 VDC, ada yang butuh 5 VDC dan banyak lagi yang lainnya. untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut, maka diperluka ada suatu perangkat tambahan yang bisa menyuplai tegangan sebesar itu, salah satunya adalah Buck Converter.
Bunck converter merupakan salah satu rangkaian konversi listrik dari listrik DC ke DC. yaitu dengan mengubah nilai output dc menjadi lebih kecil dari tegangan input atau bisa juga disebut sebut sebagai penurun tegangan DC (DC Step Down). Rangkaia buck converter bisa dilihat pada gambar berikut
Gambar 1. Rangkaian Buck Converter Sederhana
Jadi
didalam rangkaian buck converter terdapat beberapa komponen yaitu :
1. 1. Supply
(Battetery)
2. 2. Komponen
switch. Disini saya menggunakan mosfet
3. 3. Induktor
4. 4. Dioda
5. 5. Kapasitor
6. 6. Pengatur pwm (pengendali switch)
Dalam gambar tersebut, buck converter merubah tegangan input sebesar 12VDC menjadi 5VDC pada tegangan output. Bagaimana converter ini bekerja sehingga bisa menyebabkan tegangannya menjadi lebih kecil? Mari kita simak penjelasan berikut
Jika kita memiliki sumber tegangan DC, Katakanlah kita punya baterai dan
sebuah saklar yang dirangkai secara seri, kemudian saklar itu dinyalakan dan
dimatikan secara berkala, akan didapatkan sinyal PWM (Pulse Width Modulation).
Perbandingan Jumlah waktu aktif saklar dalam posisi dinyalakan terhadap periode
sinyal disebut sebagai duty cycle.
Duty
cycle dinyatakan dalam satuan presentase (%).
Jika saklar on dalam waktu yang lama maka duty cycle akan meningkat.
Sebaliknya jika saklar on dalam waktu yang singkat, duty cycle akan menurun.
Output dari buck converter ini nanti ditentukan oleh nilai duty cycle yang
digunakan.
Jika kita mengatur duty cycle sebesar 50%, maka output dari buck converter adalah setengan dari input tegangan. Ini terjadi berdasarkan persamaan berikut.
Vout (V) = Vin (V) * Duty Cycle (%)
Dimana
Vout (V) :
Tegangan output (Volt)
Vin (V) : Tegangan input (Volt)
Duty cycle : Jumlah waktu On selama satu periode
Untuk mencari nilai duty cycle bisa didapatkan dari persamaan berikut.
Duty Cycle (%) = (Ton / (Ton + Toff)) * 100
Dimana
Ton = waktu saklar on dalam satu periode
Toff = Waktu saklar off dalam satu periode
Untuk
alasan efisiensi, kita akan mengganti saklar dengan sebuah electrical switch
salah satunya adalah MOSFET. MOSFET ini nantinya akan dikontrol oleh signal
PWM. Untuk menghasilkan sinyal PWM kita bisa menggunakan rangkaian analog
maupun rangkaian digital.
Jika
hanya menggunakan Mosfet kita hanya akan mendapatkan hasil tegangan puncak dan
tegangan 0V, outputnya masih belum stabil seperti pada gambar 2b. Padahal
tujuan dari rangkaian ini adalah untuk mendapatkan hasil tegangan yang stabil.
Untuk
mengurangi ketidakstabilan maka ditambahkan induktor yang dipasang secara seri
terhadap beban. Induktor akan menjaga arus konstan yang melaluinya.
Saat Swich dalam keadaan Closes, arus
akan mulai mengalir melalui rangkaian. untuk menahan aliran ini, induktor
menurunkan tegangan di ujung lain ke nol untuk menciptakan tegangan yang sama
dan berlawanan dengan baterai. ini dimungkinkan karena medan magnet yang
dihasilkan dalam induktor. tetapi induktor tidak dapat menahannya untuk waktu
yang lama, sehingga arus mulai mengalir dan tegangan di ujung yang lain mulai
naik juga, induktor mulai menyimpan energi dalam medan magnetnya. setelah
beberapa waktu medan magnet stabil dan induktor akan bertindak sebagai saklar
tertutup yang memungkinkan arus maksimum mengalir. Sekarang jika switch terbuka
dan tidak ada sumber untuk supplay arus maka arus akan mulai turun. Kita tahu
bahwa arus yang melalui induktor tidak bisa berubah secara instan. karenanya,
sekarang induktor bertindak sebagai pemasok arus baterai,ini juga tidak
bertahan lama dan perlahan-lahan kehabisan energi. Ketika bagian induktor yang
terhubung dengan kaki MOSFET terbuka, elektron akan menumpuk dibagian ini
menciptakan tegangan negative yang tinggi (gambar 3b yang ditunjuk anak panah),
kondisi ini bisa merusak komponen. jadi disini ditambahkan drop tegangan
rendah, dioda schottky untuk membuat jalur elektronik.
Mesti
demikian, tegangan pada beban masih memiliki lonjakan tegangan tinggi. karenanya,
perlu meningkatkan frekuensi sinyal pwm, sehingga tegangan dan arus pada
induktor menjadi lebih stabil. Inilah alasan mengapa mode switch pada power
supply menggunakan frequensi tinggi.
Ketika
switch tertutup, tegangan akan meningkat menjadi 5 volts. untuk menahan keadaan
ini, kapasitor mengalirkan arus melalui dirinya sendiri dengan menaikkan
terminal lain menjadi 5 volt. ini dimungkinkan karena adanya medan listrik yang
dihasilkan dalam kapasitor. tetapi tidak dapat mengalirkan arus untuk waktu
yang lama. karena pelat mendapat muatan, sehingga arus berkurang, dan tegangan
di ujung yang lain mulai turun ke ground. Saat itu kapasitor mulai menyimpan
energi pada plat-plat kapasitor. setelah beberapa waktu pelat terisi penuh,
sehingga tidak ada arus yang dapat mengalir, dan kapasitor bertindak sebagai
sakelar terbuka.
Sekarang
jika kita membuka switch, tidak ada sumber tegangan dan tegangan mulai turun.
Tetapi kita tahu bahwa tegangan yang melewati kapasitor tidak bisa beruba
secara instan. karenanya, sekarang kapasitor bertindak sebagai baterai yang
memasok arus. tetapi perlahan-lahan kehabisan energi, dengan demikian aliran
arus berkurang dan setelah beberapa waktu berhenti, tegangan akan turun.
Ini adalah cara kerja rangkaian buck converter yang paling sederhana. Sekarang kita sudah mengerti bagaimana raangkaian dc dc converter menurunkan tegangan pada bagian outputnya.
Tapi
ada suatu masalah, jika beban berubah maka tegangan yang melewati beban juga
berubah. Jadi kita perlu untuk menambahkan rangkaian feedback untuk mengubah
duty cycle dari sinyal PWM yang dihubungkan dengan beban. Untuk penjelasan
tentang feed back dan cara menggenerate PWM akan dijelaskan pada artikel
selanjutnya.
0 Comments